Kamis, 12 Januari 2017

Jatuhnya konstantinopel 1453

http://waktudahulu.blogspot.com/2015/11/jatuhnya-konstantinopel-1453.html


3:32 PM
Runtuhnya kekuasaan Konstantinopel oleh sebuan ottoman (dan dua wilayah sempalan Bizantium lainnya segera setelah itu) menandai akhir dari Kekaisaran Romawi, sebuah negara kekaisaran yang telah berlangsung selama hampir 1.500 tahun. Penaklukan Ottoman terhadap Konstantinopel juga merupakan pukulan besar untuk Kristen,dan tentara Ottoman tanpa ada yang mampu menghentikan maju ke Eropa dengan mudah. Setelah penaklukan, Sultan Mehmed II memindahkan ibukota Kekaisaran Ottoman dari Edirne ke Konstantinopel. Beberapa intelektual Yunani dan lainnya meninggalkan kota sebelum dan sesudah pengepungan, dengan mayoritas dari mereka bermigrasi terutama ke Italia, yang kemudian membantu Renaissance eropa.Penaklukan kota Konstantinopel dan akhir Kekaisaran Bizantium adalah peristiwa penting dalam Abad Pertengahan Akhir yang juga menurut beberapa sejarawan, merupakan akhir dari Abad Pertengahan.
peta konstantinopel
Konstantinopel pernah menjadi ibukota kekaisaran romawi timur sejak konsekrasi pada 330 di bawah Kaisar Romawi Konstantin Agung. Pada sebelas abad berikutnya, kota itu telah dikepung berkali-kali,dan hanya pernah kalah oleh tentara salib pada perang salib ke 4, Tentara salib mendirikan sebuah negara Latin yang tidak stabil di dalam dan sekitar Konstantinopel sedangkan kerajaan yang tersisa pecah menjadi beberapa negara, sperti Nicea, Epirus dan Trebizond. Sebagai orang ortodok Mereka berjuang sebagai sekutu melawan kerajaan Latin yang katolik, tetapi mereka juga bersaing di antara mereka sendiri untuk kembali ke tahta Byzantium. 
Orang-orang Nicea akhirnya merebut kembali Konstantinopel dari tangan penguasa Latin pada 1261. Settelah itu konstatinopel sempat kembali damai sebelum kembali diserang beruntun oleh orang Latin, Serbia, Bulgaria dan, yang paling berat adalah serangan Turki Ottoman, sejak saat itu kejayaan konstantinopel terus menurun, rakyat konstantinopel harus menderita akibat dari pemulihan pasca perang yang tidak sedikit. 
Ada banyak legenda di Yunani yang menjadi tanda Kejatuhan Konstantinopel. Diawali dengan munculnya komet yang terlihat oleh penduduk konstantinopel yang juga dpat dilihat oleh penduduk edirne yang juga pada saat yang sama mehmed atau muhammad al fatih lahir, Dikatakan juga saat pengepungan terjadi gerhana bulan total pada tanggal 22 Mei 1453, yang menjadi tanda kota akan hancur. Empat hari kemudian, seluruh kota itu ditutupi oleh kabut tebal, dan Ketika kabut terangkat malam itu, terlihat pula cahaya aneh di sekitar kubah Hagia Sophia, yang diartikan sebagai Roh Kudus berangkat meniggalkan kota. Dan bagi orang islam kejatuhan konstantinopel sesuai dengan ramalan rasulullah bahwa konstantinopel akan takluk ketangan islam yang mana pasukan penaklukknya adalah sebaik-baik pasukan yang dipimpin oleh sebaik-baik pemimpin. 
lukisan Mehmed II oleh gentiles Bellini
Ketika Sultan Mehmed II menggantikan ayahnya pada 1451, awalnya kenaikan sultan mehmed ini banyak diremehkan oleh penguasa konstantinopel, konstantine bahkan mengatakan mehmed tak akan berani melanjutkan usaha ayahnya, mengingat saat itu usia mehmed masih 19 tahun, Optimisme itu diperkuat oleh sikap damai dan ramah Mehmed pada konstantinopel, Tapi tindakan Mehmed jauh berbeda daripada kata-kata. Dimulai pada awal 1452 ia membangun sebuah benteng Ottoman kedua, bernama Rumeli Hisari, di Bosphorus; ini dilakukan di sisi Eropa beberapa mil utara dari Konstantinopel, benteng ini tepat di seberang selat dari benteng serupa Anadolu Hisari, yang dibangun kakek buyutnya sultan Bayezid yildrim yang telah dibangun di sisi Asia. Membuat ottoman Turki memiliki kontrol penuh atas lalu lintas laut di Bosphorus; khusus untuk mencegah bantuan dari utara, yaitu koloni Genoa di pantai Laut Hitam, untuk mencapai Konstantinopel. Benteng baru ini juga dikenal denga nama Bogazkesen, yang dalam bahasa turki memiliki makna ganda yaitu 'penutup selat' atau 'pemotong tenggorokan. 
benteng Rumeli Hisari
Kaisar Bizantium yang tersisa saat itu Constantine XI dengan cepat memahami maksud sebenarnya Mehmed ini, dan berpaling ke Eropa Barat untuk meminta bantuan, dan menjanjikan penggabungan ortodok kedalam katolik, namun sejak 1204, terjadi permusuhan antara katolik dan ortodok, hal ini mendorong protes besar-besaran oleh partisan Ortodoks di Konstantinopel Akhirnya, penggabungan gagal,hal ini sangat menjengkelkan Paus Nicholas V dan hirarki gereja Roma. 
Namun Pada musim panas 1452, ketika Rumeli Hisari selesai dan ancaman telah menjadi dekat dan nyata, Constantine akhirnya menulis surat kepada Paus, menjanjikan pelakasanaan pengabungan gereja, yang dengan setengah hati dinyatakan sah oleh pengadilan kekaisaran pada Selasa 12 Desember 1452, bahkan saat itu grand duke loukas notaras sempat berkata lebih baik konstantinopel membiarkan ottoman masuk dari pada harus bergabung dengan katolik roma, saat itu ottoman memang menjanjikan kebebasan beragama bagi para ortodok jika mereka boleh masuk kekonstatinopel. 
Meskipun kemudian beberapa bantuan tiba dari kota dagang di utara Italia, kontribusi ini tidak cukup untuk mengimbangi kekuatan Ottoman. Beberapa individu datang untuk membantu mempertahankan kota dengan biaya mereka sendiri. Salah satunya adalah seorang tentara dari Genoa, Giovanni Giustiniani, yang tiba dengan 700 pria bersenjata pada bulan Januari 1453. Seorang spesialis dalam mempertahankan kota bertembok, ia langsung diberi komando pada mempertahankan gerbang san romano oleh kaisar . Sekitar waktu yang sama, kapten kapal Venesia yang kebetulan hadir di Golden Horn menawarkan jasa mereka kepada Kaisar, dan Paus Nicholas mengirim tiga kapal yang berisi pasukan pemanah, yang datang akhir Maret. 
Khawatir serangan angkatan laut yang mungkin datang di sepanjang pantai Tanduk Emas atau golden horn, Kaisar Konstantin XI kemudian memerintahkan untuk memasang rantai penghalang yang ditempatkan di mulut pelabuhan. Rantai ini cukup kuat untuk mencegah kapal Turki memasuki pelabuhan. Rantai ini salah satu senajata kuat yang memberi harapan memperpanjang pengepungan sampai kemungkinan kedatangan bantuan asing. Strategi ini dimulai pada 1204 saat tentara Perang Salib berhasil menembus pertahanan Konstantinopel dengan menerobos Golden Horn. 
Rantai golden horn kini menjadi koleksi musium haga sofia
Strategi lain yang digunakan oleh Bizantium adalah perbaikan dan fortifikasi benteng Theodosian. Benteng tanah berlapis dua yang dibangun pada masa kaisar theodos  ini memilki panjang 5.7 km tebal 4.5–6 m dan tinggi 12 m terdiri dari parit selebar 18 m dengan menara setiap 50-60 kilometer.  Kaisar Konstantin kemudian memastikan bahwa perbaikan dinding kabupaten Blachernae karena bagian dari dinding ini menonjol ke utara.
benteng theodosian
Tentara Konstantinopel memiliki kekuatan relatif kecil hanya mencapai sekitar 7.000 orang, 2.000 di antaranya adalah orang asing. Pada awal pengepungan mungkin kurang dari 50.000 orang yang tinggal di dalam tembok, termasuk para pengungsi dari daerah sekitarnya. Komandan asal Turki orhan, yang memihak Konstantinopel juga menjaga kota di sisi arah laut. Orhan sendiri tetap setia kepada Kaisar dan tewas dalam pertempuran. Selain itu ada Korps Genoa yang merupakan sekelompok tentara yang terlatih, sisa tentara terdiri dari sejumlah kecil tentara terlatih, sipil bersenjata, pelaut dan pasukan relawan dari masyarakat asing. konstantine mengumpulkan emas dan benda-benda perak dari gereja untuk membayar tentara asing yang mau membela mereka. 
Ottoman, di sisi lain, memiliki kekuatan yang lebih besar. Studi terbaru dan data arsip Ottoman saat itu menunjukkan bahwa ada sekitar 50,000-80,000 tentara Ottoman termasuk antara 5.000 dan 10.000 Janissari, korps infanteri elit, dan ribuan tentara Kristen, terutama 1.500 kavaleri Serbia yang dikirim dari Serbia oleh Đurađ Branković, sebagai bagian dari kewajiban mereka kepada sultan Ottoman yang saat itu menjadikan serbia daerah vassal pemerintahan mereka. 
Selain itu yang paling membahayakan konstantinopel adalah diciptakannya meriam raksasa oleh insinyur mistreius bernama orban, orban disebut misterius karena sebenarnya ia tidak diketahui pasti negara asalnya, banyak sejarawan yang memperdebatkan asal negaranya ada yang mengatakan ia orang hunggaria ada pula yang mengatakan ia orang jerman, uniknya orban juga pernah ke konstantinopel menawarkan meriam ini pada kaisar konstantine, tapi tak terjadi kesepakatan harga karena saat itu konstantinopel yang tengah mengalami krisis ekonomi tak mampu menyediakan material dan membayar gaji orban, suatu hal yang ironis karena akhirnya benteng konstantinopel justru dibobol oleh meriam yang awalnya akan digunakan untuk melindungi benteng itu sendiri. 
Meriam basilica yang kini berada di royal british museum
Tak diterima oleh kaisar konstantine orban kemudian menawarkan rancangannya pada sultan mehmed yang memang ingin memperkuat artilerinya, dan dengan bantuan insinyur ottoman saruca pasha dan Muslihiddin Usta, meriam menakutkan ini berhasil dibuat dalam waktu tiga bulan, meriam ini diberi nama"Basilica" memiliki panjang 27 kaki (8.2 m) , dan mampu melemparkan 272 kg bola batu lebih dari satu mil (1,6 km), dan saat ditembakkan suaranya yang bagaikan petir bisa didengar hingga ketengah kota konstantinopel. Selainitu meriam ini diseret oleh enam puluh lembu ke Konstantinopel. Sementara itu, Orban juga menghasilkan meriam lainnya berperan bagi pasukan Turki. 
Setelah persiapan selesai Mehmed pun berangkat kekonstantinopel untuk meruntuhkan dinding Theodosian, yaitu sebuah dinding dengan panjang 20 km disertai parit yang melindungi Konstantinopel dari serangan sebelah Barat, theodosian ialah satu-satunya benteng dari kota tidak dikelilingi oleh air. Dan Pasukannya berkemah di luar kota pada hari Senin setelah Paskah, 2 April 1453.
lukisan mehmed dan pasukannya berangkat sambil membawa meriam basilica

Sebagian besar tentara Ottoman berkemah selatan dari Golden Horn. Pasukan reguler Eropa, mengambil posisi membentang diseluruh panjang dinding, yang dipmpin oleh Karadja Pasha. Pasukan reguler dari Anatolia bawah Ishak Pasha ditempatkan selatan dari Lycus ke Laut Marmara. Mehmed sendiri yang tiba Pada tanggal 5 April dengan pasukan terakhirnya mendirikan tenda merah dan emas dekat Mesoteichion, dimana senjata dan resimen elit, Janissari, ditempatkan. Pasukan lain di bawah Zagan Pasha berada di utara dari Golden Horn. 
Sementara itu pasukan konstantinopel telah siap pada posisi mereka. namun jumlah mereka tidak cukup untuk menempati dinding secara keseluruhan yang memilki dua lapis, hingga memutuskan bahwa hanya dinding luar akan diawaki. Constantine dan pasukan Yunaninya menjaga Mesoteichion, bagian tengah dinding tanah, di mana mereka dilintasi oleh sungai Lycus. Bagian ini dianggap sebagai tempat yang paling lemah dari keseluruhan bentang. Giustiniani ditempatkan di sebelah utara kaisar, di Gerbang Charisian (Myriandrion); kemudian selama pengepungan, ia bergeser ke Mesoteichion untuk bergabung dengan Constantine. 
Di sebelah kiri kaisar, lebih jauh ke selatan, ada komandan Cataneo, dengan pasukan Genoa, dan Theophilus Palaeologus, yang menjaga gerbang Pegae dengan tentara Yunani. Bagian dari dinding tanah dari gerbang Pegae ke Golden Gate dipertahankan oleh pasukan Venesia pimpinan Filippo Contarini, sementara Demetrius Cantacuzenus telah mengambil posisi di bagian selatan dinding Theodosian. Dinding laut yang paling sedikit penjagaanya, dengan Jacobo Contarini di Stoudion, dan pangeran Orhan yang menghianati turki di pelabuhan Eleutherius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar