TRIBUN KALTIM/TRIBUN KALTIM/Fachmi Rachman/NEV
Polisi
berjaga-jaga di TKP Bom molotov meledak di depan gereja Oikumene di Jl
Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Lo Janan Ilir,
Samarinda, Kaltim, Minggu (13/11/2016). Korban akibat ledakan tersebut
berjumlah 5 orang dan dilarikan ke Rumah Sakit Muis, Samarinda. TRIBUN
KALTIM/Fachmi Rachman/NEV
Ledakan bom samarinda. Fachmi Rachman
"Mereka yang melakukan pengeboman ini kan saudara kita juga yang sedang khilaf karena dimasuki oleh ideologi lain," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Senin (14/11/2016).
Jika mereka tidak sedang khilaf, lanjut Wiranto, maka para pelaku dapat diberikan pengarahan dan juga perbaikan dalam bersikap.
Wiranto menjelaskan pemerintah saat ini sedang berupaya keras untuk menanggulangi dan meminimalisir adanya ancaman terorisme secara pendekatan lunak.
Seperti yang dilakukan di Jawa Timur dengan mengumpulkan para mantan teroris untuk kemudian diberikan bimbingan dan pelatihan secara baik oleh pemerintah.
"Di Jawa Timur itu malah para mantan teroris ini bisa membantu membangun masjid dan mereka bisa berubah," lanjutnya.
Dari hal itu, kata Wiranto, diharapkan nantinya tidak ada lagi ancaman terorisme di Indonesia karena akan banyak merugikan berbagai macam aspek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar